HOME PERISTIWA KOTA PADANG

  • Selasa, 17 Januari 2023

Jadi Keynote Speaker Pada FGD Tata Kelola Pabrik Indarung I, Hilmar Farid  Ajak Peserta Membangun Imajinasi

Dirjen Kebudayaan, Kemendikbudristek, Hilmar Farid, Ph.D, saat menjadi keynote speaker  pada Focus Group Discussion (FGD) Tata Kelola Pabrik Indarung I di Wisama Indarung, Selasa (17/1/2023).
Dirjen Kebudayaan, Kemendikbudristek, Hilmar Farid, Ph.D, saat menjadi keynote speaker pada Focus Group Discussion (FGD) Tata Kelola Pabrik Indarung I di Wisama Indarung, Selasa (17/1/2023).

Padang (Minangsatu) - Dirjen Kebudayaan, Kemendikbudristek, Hilmar Farid, Ph.D, mengajak peserta Focus Group Discussion (FGD) Tata Kelola Pabrik Indarung I untuk membangun imajinasi dan belajar memobilisasi dan membangun organisasi.

Pada kegiatan yang berlangsung di Wisma Indarung, Selasa (17/1/2023) tersebut, Hilmar menegaskan bahwa dalam mengelola Cagar Budaya, pengelola harus memiliki visi dan kemampuan mengimajinasikan sesuatu dalam mengerahkan sumber dayanya. Kemudian, mengesekusinya dalam sebuah organisasi. 

"Di sana la terletaknya nilai yang sangat besar saat eksekusi pengelolaan cagar budaya. Indarung I ini skalanya tidak main-main. Indarung I itu suatu kompleks besar," ujanya. 

Dijelaskan Hilmar, munculnya imajinasi dan organisasi yang jelas sangat esensial untuk dijawab sebelum memikirkan kegiatan-kegiatan lainnya yang akan dibuat atau diselenggarakan di Kawasan Cagar Budaya Indarung I ini. 

Namun begitu, dirinya yakin pelaku budaya dan seniman di Sumbar memiliki kemampuan kreatif untuk membangun mimpi bersama dalam mengelola Kawasan Cagar Budaya Indarung I, sehingga ke depan bisa menjadi destinasi wisata industri heritage. 

Karena, yang namanya cultural tourism ataupun heritage tourism, berkaitan dengan ekonomi.

"Sekarang ini di dunia yang namanya heritage tourism dan cultural tourism merupakan salah satu yang paling besar. Kalau bicara angka, perkiraannya totalnya 500 miliar dolar per tahun," ulasnya.

Untuk itu, Hilmar juga berharap pemerintah daerah harus dapat menjadi fasilitator bagi pelaku budaya dan seniman. 

"Mohon maaf, selama ini Pemda masih belum begitu terlibat memberi support untuk pengembangan Cagar Budaya," ungkapnya. 

Alumni Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia itu juga menyampaikan soal cagar budaya atau warisan budaya. Kata dia, walaupun dia benda mati, tetapi ketika diberikan makna terhadapnya, maka banyak sekali hal-hal yang bisa muncul, termasuk berbagai pertanyaan yang sangat penting dan relevan untuk hari ini. 

Cagar budaya, sebutnya, itu betul berasal dari masa lalu, tapi harus jelas poin relevansinya untuk di masa sekarang ini. Kemudian, manfaat dari kehadiran cagar budaya atau warisan budaya juga harus jelas. 

Dan menurutnya, kalau untuk memberikan segala macam insight, itu merupakan suatu hal. Tapi manfaat yang sifatnya langsung, paling penting dan mendasar, harus bisa menumbuhkan rasa memiliki dan rasa menjadi bagian.

"Kalau tidak berhasil melahirkan efek itu, maka kita mesti bicara tentang bagaimana ini bisa dikelola, sehingga bisa menumbuhkan rasa memiliki dan rasa menjadi bagian. Karena, ada banyak warisan budaya yang tidak dikenal akibat tidak adanya pengelolaan yang baik, bahkan tidak dilindungi, sehingga hilang begitu saja," pungkas Dosen Tetap Pasca Sarjana Institut Kesenian Jakarta itu.

 

 

 

 


Wartawan : Rivo Septian
Editor : boing

Tag :#minangsatu #semenpadang #indarung1 #hilmarfarid #viral

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com